“Kisah nyata yang diambil dari pengalaman pribadi,
mengetahui apa makna dibalik sebuah kata cinta. Mengharukan, dan berakhir tak
seperti yang diharapkan. Hanya tersisa luka dan kenangan seperti daun yang
jatuh berguguran.”
Kriiiiing
kriiiiiiing... bel tanda masuk sekolah berbunyi nyaring. Akupun berlari
memasuki ruangan kelas karena sedikit terlambat. “tok tok, Assalamu’alaikum”
kataku sambil kelelahan berlari. “wa’alaikumsalam” jawaban teman-teman serta
pemateri pagi itu. Aku duduk di barisan kedua dari depan, saat aku menatap
wajah pemateri itu hatiku berdebar sangat kencang, mata ini seolah-olah tak
ingin memandang yang lain. “Sungguh
manis pemateri itu, lelaki terindah yang pernah ku temui, sosok yang aku
inginkan dan kubutuhkan.” Perkataan yang tersirat dalam benakku. Setelah
selesai menyampaikan materi, dia pun bergegas pergi dari kelasku. Bahagia dan
senang semua bercampur menjadi satu. Aku lekas mencari tahu siapa dia, kelas
berapa, dan apa statusnya. Memang sedikit lebay tapi itu yang aku rasakan. Aku
bertanya pada temanku siapa namanya, ternyata namanya adalah Putra
*disamarkan*. Anak kelas 12 IPA dan dia belum mempunyai pacar. Senang sekali
saat aku tau bahwa Putra belum punya pacar. Cinta.. kata orang aku jatuh cinta
padanya, cinta sampai tergila-gila haha.